Sabtu, 05 Maret 2016

Diary of Marshall Sally

Marshall:
 "Sally, seseorang Yang aku suka sejak pertama Kali aku mengenalnya. Tapi tunggu dulu, rasa ini tidak instan seperti yang mereka bilang, walaupun rasa ini sejak awal sudah ada tapi seiring berjalannya waktu rasa ini semakin besar sampai aku tidak bisa membendung nya lagi 😔. Semakin aku mengenalnya, semakin yakin pula hatiku kepadanya,tapi ada satu masalah yang selalu membayangi setiap usahaku untuk bersamanya, persahabatan. Walaupun bagiku tidak masalah ketika sahabat saling jatuh cinta, tapi mungkin dia beranggapan berbeda, dia mungkin tidak setuju dengan "konsep" ini. Sudah kucoba semua cara untuk membuatnya bersamaku, tapi nampaknya belum berhasil. Teman kami semua sudah mendukung karena kebanyakan temannya adalah temanku juga, tapi mungkin itu tidak berefek signifikan untuk merubah perasaannya. Setiap pembicaraan menjurus kearah "sana" dia selalu pintar untuk mengalihkan pembicaraan. Harapku mungkin terlalu besar untuknya tapi aku tidak mau cintaku ini sendiri malah "menyakitinya" makanya aku hanya membalas senyum setiap teman temanku sedang "memojokkan" aku dengan dirinya, aku tidak mau terkesan terlalu memaksakan. Bukan dia tidak tau apa yang aku rasa tapi mungkin karena dia tidak merasakan hal yang sama. Aku akan selalu berusaha sebisaku selama "caraku" tidak membuatnya terganggu. Kalaupun akhirnya nanti semuanya harus berakhir sakit setidaknya aku sudah berusaha dan semoga kebahagiaan selalu bersamanya "

Sally:
 "Kukisahkan kepadamu tentang rasa yang sulit dirubah, rasa yang sepertinya sudah baku dan mutlak yang sulit bahkan sekedar hanya untuk memudarkannya. Aku tidak pernah merasakan sakit karena cinta sebelumnya, mudah untukku untuk meninggalkan atau untuk mempersilakan mereka pergi. Tapi apakah kamu tau kalau kisah ini berbeda dengan kisahku sebelumnya? Saat aku tidak takut kehilangan cinta tapi aku takut kehilangan sahabat yang sangat aku cintai..semua yang aku bayangkan adalah kebahagiaan kami sebagai sahabat dan sulit untuk membuatnya lebih. aku hanya ingin segala sesuatu berada pada tempatnya dan semuanya pun merasakan kebahagiaan... apakah permintaanku terlalu banyak? Dalam cinta aku sangat ingin melihat sahabatku bahagia tapi (mungkin) itu tidak denganku. Mengapa dia tidak memilih puluhan wanita lain disana yang jelas jelas mengharapkannya? Mengapa harus aku? Aku tidak bisa menyakitiku apalagi meninggalkanmu, sebagai sahabat itu bagiku bukan pilihan. Aku bingung " 

(Based on true story and both of them are my close friend. I don't use the real name of them, and the narration of the story are little bit inspired from mocca song titles "dear diary")

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About this blog